Bantulah Dirimu Sendiri Maka Orang Lain Akan Membantumu
Kita mungkin sering mendengar
kalimat ‘bantulah orang lain maka orang lain akan membantumu’ dan apa itu
salah? Tentu saja tidak, itu adalah hal yang benar. Namun bagaimana jika
sekarang kalimat itu kita akan balik menjadi ‘Bantulah Dirimu Sendiri, Maka
Orang Lain Akan Membantumu’ Apa yang anda rasakan? Sedikit aneh bukan?
Namun tentu saja saya menulis hal
ini bukan karena tanpa sebab, melainkan ingin memberitahukan bahwa membantu
diri kita sendiri juga akan membuat orang lain tergerak untuk membantu kita.
Hal ini diceritakan salah satu netizen di Instagram dan saya akan menuliskan
kesimpulan cerita tersebut kepada anda.
Coba anda bayangkan anda
menggunakan mobil dalam suatu perjalanan menuju kota, dan dalam perjalanan
tersebut, tiba-tiba mobil anda mati mendadak dan anda lupa kalau anda belum
mengisi bahan bakar.
Anda pun menjulurkan tangan
keluar jendela untuk mencari bantuan, namun sayang, tidak ada yang menggubris,
orang-orang mungkin mengira anda berhenti karena suatu alasan, dan mereka tidak
peduli dengan alasan anda karena memang mereka tidak tahu.
Pasrah, akhirnya anda keluar dari
mobil, dengan lesu ke belakang dan mulai mendorong mobil tersebut, namun tentu
saja anda tahu bahwa mobil itu terlalu besar untuk anda, anda segera kelelahan
dan ingin frustasi, namun tiba-tiba ada seseorang yang datang membantu anda,
anda tersenyum kepadanya dan kalian berdua mulai mendorong mobil tersebut, tapi
sayang mobil itu hanya bergeming, lalu sekelompok orang datang dan membantu anda,
kemudian polisi, remaja, mulai mendorong hal tersebut dan akhirnya mobil anda
bisa sampai ke tempat mengisi bahan bakar terdekat.
Anda pun berterima kasih kepada
mereka, namun mereka hanya membalas dengan senyum kemudian pergi seolah udara
yang datang di musim semi.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Sederhana, karena anda
menunjukkan bahwa diri anda ‘membutuhkan pertolongan’, sebelumnya, tidak ada
yang tahu bahwa anda membutuhkan pertolongan, bahkan bila anda dibantu, tentu
mereka merasa direndahkan sebab mereka merasa bahwa anda sendiri adalah raja
sementara mereka adalah budaknya.
Percaya atau tidak, hal itu kerap
terjadi dan terkadang kita pun sering melakukannya. Kita menganggap diri kita
haruslah dibantu namun tanpa tahu bahwa kita semestinya juga harus ikut andil
dalam membantu diri kita sendiri, dalam beberapa aspek tertentu, kita harus
menunjukkan kepada orang lain bahwa kita ‘membutuhkan’ mereka, mereka penting
bagi kita, tanpa mereka, kita akan tetap berada di tempat ini dan bisa saja
mati.
Berkembangnya ego manusia telah
menjadikan diri kita menjadi Fir’aun yang seolah memiliki kuasa tersendiri,
kita menganggap bahwa orang lain semestinya melakukan apa yang kita perintahkan
dan harus menuruti apa keinginan kita, dan bila mereka tidak menginginkannya, kepala
mereka haruslah dipenggal.
Namun tentu saja, kita bukanlah Fir’aun,
kita bukan raja dan tidak memiliki lebih dari 20.000 budak untuk membangun
piramida untuk suatu hal yang konyol, kita manusia yang hidup dimana manusia
mendewakan tekhnologi dan melupakan keberadaan empati.
Dalam jangkauan Tekhnologi yang
globalis ini, kita mengetahui fakta bahwa keegoisan kita tumbuh subur dibawah
naungan kemanjaan yang orang berikan kepada kita. Kita tidak perlu bergerak
untuk mendapatkan sesuatu, cukup uang dan memiliki satu ibu jari untuk
mewujudkan hal yang kita inginkan. Namun tentu saja, hal itulah yang membuat
kita menjadi individualis, menganggap diri kita Fir’aun dan orang-orang yang
lebih rendah stratanya adalah budak kita.
Kembali kepada kasus mobil tadi,
kita harus kembali menyadari bahwa manusia sejatinya memiliki emosi dalam diri
mereka, hal yang membuat kita sedikit berbeda dengan makhluk lain yang memiliki
naluri yang dominan, namun tentu saja emosi tersebut akan tergerak bila melihat
sesuatu yang emosional, contohnya saja pengemis yang membawa anaknya, atau
orang lumpuh yang menggunakan kursi roda, tentu hal-hal tersebut adalah hal
yang menggerakkan hati seseorang sehingga tersalurkan dengan tindakan mereka.
Mendorong mobil sendirian tentu
saja adalah hal yang menyedihkan bagi orang lain, maka dari itu, orang-orang
mulai membantu anda dan memberikan apa yang anda butuhkan karena anda sendiri
yang menunjukkan bahwa anda membutuhkannya, suatu saat, coba saja membawa
barang berat dalam jumlah yang banyak, jika hati orang lain tergerak, tentu
mereka akan membantu anda untuk membawa tas-tas tersebut, namun jika hati
mereka tidak tergerak, siapa suruh anda percaya saya untuk mencoba dengan membawa
tas yang banyak?
Intinya adalah, pada dunia yang sederhana
ini kita tidak membutuhkan banyak kode-kode tentang apa yang kita inginkan,
kita membutuhkan keterus terangan dan kejujuran agar kita tahu apa yang
sebenarnya diinginkan, semakin banyak kode yang kamu berikan, semakin lama
manusia mengestimasi hal tersebut, dan bila itu terjadi, bersiap-siaplah untuk
sakit hati.
Dalam artikel ini, saya hanya
ingin mengungkapkan suatu hal, yaitu sebua kalimat ‘Bantulah Diri Anda Sendiri
Maka Orang Lain Akan Membantu Anda’ karena sekali lagi, kita membutuhkan anda
yang menunjukkan bahwa anda membutuhkan kami.
*image by google
Baca Juga: Sam Ballard, Manusia Yang Lumpuh Karena Mukbang Siput Darat
Baca Juga: Beberapa Hal Yang Merusak Pertemanan, No Empat Keterlaluan
Blognya bagus 🙂 kontennya oke, lebih baik lagi kalau ejaan di beberapa bagian mengacu pada Puebi ya. Sukses selalu
ReplyDeleteMakasih atas saran dan kunjungannya kak, semoga bisa menikmati masakannya dan berkunjung ke perpustakaannya :)
DeleteHi, I like your blog. Konten-konten artikelnya bagus dan banyak yang inspirasional. Saya setuju sama komen di atas. Artikelnya akan lebih sempurna jika ejaannya sesuai KBBI, dan jangan lupa cek juga untuk typo-nya (kebetulan tadi nemu di artikel lain). Sukses terus buat blognya!!!
ReplyDeleteaaaaa...makasih atas sarannya kak Shila, cepet sembuh ya kak, semoga Allah mencurahkan limpahan rahmat dan kasih sayangnya kepada kakak
Delete