Kronologi Kasus Daniel Villegas
Waktu itu menunjukkan tahun 1993 pada bulan April, tepatnya di El-Paso, Texas. Masa dimana jalanan disepanjang El-Paso begitu lengang, desau udara bergerak dan membelai pori-pori empat orang yang sedang berjalan sehabis mengunjungi sebuah pesta disana.
Mereka berempat adalah Bobby England, Armando Lazo, Jesse Hernandes, dan Juan Medina. Adalah sekawanan remaja yang sedang menikmati bebasnya hidup tanpa pernah menyadari bahwa itu adalah akhir dari kehidupan mereka.
Keadaan masih tenang kala itu, sampai sebuah mobil mendekat perlahan dan berhenti, kemudian dari kursi belakang, seseorang menembaki keempat remaja tersebut dengan senjata api.
Robert England terbunuh dengan kepala berlubang, sementara Armando Lazo berlari bersama dua lainnya sejauh 100 meter sebelum pada akhirnya terbunuh setelah ditembak di bagian paha dan di bagian perutnya.
Lazo yang berusia 17 tahun ditemukan tidak bernyawa didekat sebuah rumah di pinggir jalan, tubuhnya ditemukan setelah penduduk menelpon 911. Menurut para saksi disana terkait kejadian tersebut, terdengar lima atau enam tembakan sekaligus malam itu, polisi menemukan enam peluru 22 selubung di jalan yang menjadi bukti senjata apa yang digunakan.
Sementara itu, Jesse
Hernandes dan Juan Medina selamat, namun sunguh disayangkan, mereka tidak
mengetahui siapa bajingan yang menembaki mereka malam itu, mereka hanya mengira
bahwa mobil itu bewarna merah atau mungkin marun, dan dari sinilah cerita itu
dimulai.
Awal Penangkapan Daniel Villegas
Untuk mengusut kasus ini, Alfonzo Marquez sang detektif turun ke lapangan dan mencari tahu siapa pelaku penembakan tersebut. Ia segera mengintrogasi kawan-kawan dekat yang terbunuh, yang pertama kali ditangkap adalah Michael Johnston yang berumur 15 tahun; Ia diborgol ke kursi, diinterogasi, dan diancam dengan hukuman mati selama 8 jam.
Polisi juga memberitahu bocah itu kalau kawan-kawan Michael telah melibatkannya dengan kasus tersebut, dan parahnya, Marquez mengintimidasi bahwa bocah itu akan diperkosa di penjara jika ia tidak mengaku, akhirnya, ia memberikan pernyataan bahwa dia menembak Lazo dan England. Namun untungnya, ia tidak dituntut dan detektif mengatakan bahwa pengakuan itu salah.
Akhirnya pada tanggal 21 April, Marquez menangkap David Rangel yang berusia 17 tahun dan diinterogasi dengan cara yang sama, karena diintimidasi akan dimasukkan di penjara dan diserang secara seksual, Rangel mengatakan bahwa yang melakukan itu adalah Daniel Villegas, sepupunya yang berumur 16 tahun. Rangel memberitahu Marquez bahwa sepupunya menembak England dan Lazo menggunakan Shotgun rakitan. Namun pada akhirnya Rangel meralat dan mengatakan bahwa Daniel Villegas bercanda.
Sepertinya Alfonzo Marquez tidak peduli, karena dilansir dari El-Paso Times, Rangel menuliskan pernyataan Daniel menyerang menggunakan Shotgun rakitan, lalu Marquez menyuruhnya membuat penyataan lagi dengan mengabaikan senjata yang digunakan.
Dan setelah catatan yang berbeda dari TKP sebenarnya itu dibuat, maka secara hukum Daniel Villegas dinyatakan bersalah, ia pada akhirnya di interogasi, diintimidasi, dan ditangkap.
Tanggapan Warga
Penangkapan Daniel tentu membuat warga tidak percaya dan membantah kalau bocah itu pelakunya, mengapa? Sebab Daniel Villegas dikenal sebagai pemuda yang ramah, disukai tetangga, rajin ibadah, dan seorang kutu buku.
Bahkan Joe Spencer, selaku pengacara Daniel menuduh bahwa kepolisian menggunakan cara kekerasan, intimidatif, dan emosional terhadap Daniel, namun ia memiliki bukti yang kurang kuat dari segi forensik, fisik, dan pengakuan saksi mata, yang membuat kasus Daniel tetap berlanjut.
Namun untung saja, Daniel
memiliki orang-orang yang memperjuangkannya dan ingin mengeluarkannya dari
penjara dan ingin membersihkan namanya. Salah satunya adalah Jhon Mimbela yang
sejak tahun 2007 telah mempelajari perkasa yang dihadapi Daniel. Bahkan karena
ingin membuktikan Daniel tidak bersalah, Mimbela sampai menyewa detektif swasta
untuk membuktikan Daniel Villegas tidak bersalah, ia pun juga selalu menemui
awak media untuk menjelaskan temuannya.
Namun tidak semuanya berjalan lancar, sebab waktu untuk membuktikan temuannya dan menemukan temuan dan bukti kalau Daniel Villegas tidak bersalah membutuhkan banyak waktu sehingga kasus ini terus berlanjut dari tahun ke tahun.
Mimbela tidak sendiri, Proclaim, salah satu website yang melawan ketidakadilan juga membantunya membebaskan Daniel Villegas yang sejatinya tidak bersalah. Selama waktu-waktu yang panjang itu, Daniel terus menunggu di penjara seperti burung merpati suci yang dikekang, ia menunggu waktu untuk keluar namun waktu itu tak pernah kunjung tiba.
Bahkan dilansir dari
PRNewswire, introgasi terhadap Daniel Villegas terkesan brutal, kejam, dan
tidak manusiawi sebab ia diancam dengan pemukulan, serangan seksual, dan
hukuman mati. Dengan keadaan lelah dan pasrah, Villegas menandatangani
pengakuan yang diketik oleh para detektif (yang ternyata sangat berbeda dengan
yang ada di TKP). Dan oleh sebab itu, ia ditangkap atas tuduhan melakukan
pembunuhan.
Pembebasan Daniel Villegas
Perjuangan demi perjuangan teman-temannya terus dilakukan, dari bukti satu ke bukti yang lainnya, dan pada akhirnya, Daniel Villegas terbukti tidak bersalah, ia pun pada akhirnya dibebaskan dan namanya dibersihkan dari segala kejahatan yang tidak pernah ia buat.
Daniel Villegas
dibebaskan pada tahun 2018 kemarin, tepatnya pada 05 Oktober, 2018. Ia dipenjara
tanpa bersalah selama 25 tahun lamanya dan kini hidup bahagia bersama istrinya,
menjalin kehidupan yang seharusnya dari dulu ia miliki. Namun tentu saja, 25
tahun dipenjara adalah waktu yang lama, namun nampaknya Daniel sendiri pada
akhirnya berdamai dengan masa lalunya yang kelam dan yang semestinya tidak
terjadi.
Opini
Dari kisah Daniel
Villegas ini, kita dapat mengetahui bahw takdir bisa berpihak ke siapa saja
tanpa pandang bulu, kami mengecam tindakan sang detektif yang melakukan tindakan
intimidatif untuk membuat saudara Daniel mengaku bahwa Daniel adalah pelakunya,
dan hal itu menyebabkan saudaranya dipenjara selama 25 tahun dengan tuduhan
yang seharusnya tidak disematkan kepadanya.
Di Indonesia sendiri juga
ada polisi-polisi semacam itu, mereka sebagai oknum terkadang melakukan cara yang
curang agar bisa naik tingkat, hal itu biasanya terjadi karena haus akan
kekuasaan dan harta, para oknum ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji,
diantaranya adalah menuduh orang menggunakan narkoba, memeriksanya ditempat gelap
lalu secara diam-diam dirinya sendiri yang memasukkan narkoba itu kedalam bagasi
motor sehingga polisi ini memiliki dalil kuat untuk membuktikan dirinya tidak
bersalah.
Tidak semua pelaku keadilan
jahat, namun tentu saja kita tidak bisa mengindahkan fakta bahwa hal-hal
semacam ini kerap terjadi, dan terkait kasus Daniel Villegas sendiri, ia
memiliki kesamaan dengan film The Miracle in Cell 7, sebuah film dari Korea
yang menceritakan seorang ayah yang memiliki kelainan mental dan harus mendekam
di penjara karena tuduhan yang tidak semestinya dilakukan terhadapnya, namun
entah kasus Daniel Villegas atau The Miracle in Cell 7, di dunia ini pun banyak
juga manusia-manusia yang tidak bersalah, namun dengan alasan tertentu mereka
pada akhirnya dimasukkan kedalam penjara, dan mereka pun ada yang bebas, ada
yang dipenjara selamanya, dan tentu saja, ada yang dihukum mati atas apa yang
tidak pernah mereka perbuat.
Sampai sekarang pun, pelaku kejahatan itu tidak pernah terungkap siapa, namun bisa saja mereka masih hidup, menyatu bersama masyarakat El-Paso dan berpura-pura bahwa semua hal itu tidak perna terjadi...
Comments
Post a Comment