Skip to main content

Tilik, Sebuah Video Tentang Setan Diatas Truk



Semua orang suka ghibah, namun tidak ada orang yang mau di ghibah

Saya rasa kalimat itu sangat bagus jika menjadi awal untuk artikel ini. Mengapa? karena menonton film Tilik berarti menonton orang berghibah dengan teramat seru, sampai naik darah.

Dan walaupun saya tidak terlalu menyukai film, namun menontonnya membuat saya kagum dengan kegigihan sutradaranya, kameramennya, sampai para pemainnya yang ternyata didominasi ibu-ibu semua. 

Tilik berarti jenguk, itu kata asing baru yang saya temukan di video ini, ceritanya pun sederhana, ada sekelompok ibu-ibu yang akan menjenguk bu lurah yang sedang sakit di rumah sakit,   dan dalam perjalanan yang panjang tersebut, terjadilah percakapan yang dimulai dari bu Tejo dan berimbas kepada ibu-ibu yang lain.

Bu Tejo yang diperankan bu Siti Fauziyah sangat lihai memainkan peran, omongannya mengalir seperti sungai namun nyerocos seperti petasan. Dalam beberapa detik, film itu membawa kita ke sebuah pertempuran omongan antara satu ibu kepada ibu yang lain, memanas dan semakin memanas kian detiknya.

Tidak hanya itu, film Tilik ini juga membawa sisi mitos, dimana kita harus mengaretkan gelang kepada ibu jari agar panggilan alam bisa ditahan, tentu mitos di setiap daerah bisa berbeda-beda, mitos di Lombok sendiri mengatakan: untuk menahan agar andung kemih tidak menembakan laser, kami harus membawa 3 buah batu.

Namun dari semua adegan terebut, ada adegan sangat lucu dimana truk mereka ditilang, tahu mereka ditilang, mereka pun segera koar-koar sampai nekat turun dari truk dan menghampiri pak polisi, ada pesan disana,  : jika anda bersatu, anda bisa mengalahkan sang pengusa. Dan pesan gokilnya: siapapun anda, dihadapan ibu-ibu barbar, anda bukan siapa-siapa.

Sampai akhir film, anda akan menemukan kontroversi: Apa bu Tejo memang sengaja menjelek-jelekkan Dian demi ia bisa menjadi lurah? atau sebaliknya?

Well, itu salah satu kontroversi yang tidak perlu dipentingkan memang, dan tidak perlu dibicarakan. Yang menjadi pertanyaanya adalah endingnya yang membuat anda berpikir keras, tertarik menontonnya?

Klik disini: Film pendek Tilik




Comments

Popular posts from this blog

Kaprodi BKI Dan Panitia Penyelenggara Pemilihan HMPS Tidak Paham Regulasi

    Fakultas  D akwah dan  I lmu  K omunikasi akan melaksanakan pesta demokrasi pada tanggal 10 Januari 2024, ada 4 jurusan yang akan melaksanakan proses pemilihan yaitu KPI, PMI, BKI dan MD. Namun, pada pemilihan kali ini ada sesuatu yang berbeda terkait dengan aturan yang di tetapkan oleh salah satu jurusan melalui kepanitiaan yang di bentuk. Ke 3 jurusan yang ada melaksanakan dan menetapkan sesuai dengan aturan yang memang sudah seharusnya yaitu Parlemen, sedangkan pada salah satu jurusan melakukan nya dengan cara pemilu raya  yang mana  hal ini sangat kontroversial. Pada tanggal 9 Januari 2024 kepanitiaan dari salah satu jurusan membuat sosialisasi terkait aturan yang akan di tetapkan ; “Kami dari kepanitiaan sudah tahu bahwa sistem yang kami gunakan tidak sesuai dengan dirjen pendis sebagai memang kampus kita yang berada dalam naungan kemenag dan aturan yang kita tetapkan ,  ini sudah di sepakati bersama ketua prodi BKI” Ucap ketua panitia pemilihan jurusan BKI, yakni Fidya ayu ke

Daniel Villegas dan Kronologi Kasusnya

Kronologi Kasus Daniel Villegas  Waktu itu menunjukkan tahun 1993 pada bulan April, tepatnya di El-Paso, Texas. Masa dimana jalanan disepanjang El-Paso begitu lengang, desau udara bergerak dan membelai pori-pori empat orang yang sedang berjalan sehabis mengunjungi sebuah pesta disana. Mereka berempat adalah Bobby England, Armando Lazo, Jesse Hernandes, dan Juan Medina. Adalah sekawanan remaja yang sedang menikmati bebasnya hidup tanpa pernah menyadari bahwa itu adalah akhir dari kehidupan mereka. Keadaan masih tenang kala itu, sampai sebuah mobil mendekat perlahan dan berhenti, kemudian dari kursi belakang, seseorang menembaki keempat remaja tersebut dengan senjata api. Robert England terbunuh dengan kepala berlubang, sementara Armando Lazo berlari bersama dua lainnya sejauh 100 meter sebelum pada akhirnya terbunuh setelah ditembak di bagian paha dan di bagian perutnya. Lazo yang berusia 17 tahun ditemukan tidak bernyawa didekat sebuah rumah di pinggir jalan, tubuhnya ditemuk

Di Amerika, Kangkung sama ilegalnya seperti ganja

Sebenarnya, aku baru mengetahui hal ini. namun jujur, aku terkejut saat mengetahui fakta bahwa di Amerika , kangkung sama haramnya seperti ganja.   Hah? Yah ekspresiku juga seperti itu. Pasalnya, dikenal dengan tanaman yang friendly dan ramah lingkungan, kangkung menjadi salah satu komoditas yang diperjual belikan di Indonesia . bahkan, di Indonesia sendiri, hampir semua orang mengenalnya. kemampuan hidup bangsa mereka yang nauzubbillah  menambah kepopuleran tanaman ini, coba saja lempar batangnya ke sawah atau sungai, suatu saat nanti, kalian akan terkejut menemukan mereka sudah hidup sejahtera dan berkeluarga. namun walau begitu, di Amerika itu menjadi masalah, sebab, kangkung memiiliki sifat rakus dimana ia membutuhkan lebih banyak air daripada tanaman yang lainnya. dan parahnya lagi, kemampuan hidup mereka menjadi penyebab tertutupnya gorong-gorong dan bahkan membuat perahu tidak bisa melintas. Khususnya di Florida. Setelah searching, aku juga mendapatkan informasi bahwa, di Ameri