"Kemanusiaan tidak berguna. Begitu banyak orang menderita. Jika manusia punah, Bumi dan binatang akan menjadi lebih berbahagia. Mereka sudah pasti akan berada dalam keadaan yang lebih baik. Juga tidak akan ada manusia yang menderita. Keberadaan manusia sama sekali tidak ada gunanya."
Itu adalah ucapan Raphael Samuel, manusia di dunia ini yang menuntut ibunya sendiri karena melahirkan tanpa seizinnya.
Pria berumur 27 tahun yang berasal dari India tersebut menuntut ibunya pada tahun 2019 silam dengan alasan bahwa melahirkan anak kedunia adalah sebuah kesalahan, sebab mereka kemudian harus menghadapi penderitaan seumur hidup.
"Jadi karena kita tidak diminta untuk dilahirkan, kita seharusnya dibayar sepanjang hidup" ujarnya kepada BBC
Hal yang baru dalam dunia tersebut tentu menuai banyak kontroversi, ada yang setuju dan tidak, beberapa yang setuju berkata bahwa mereka tidak berani mengatakannya sebab takut akan dihina dan diasingkan keluarga. Dan beberapa yang tidak setuju mengatakan bahwa Raphael adalah anak durhaka dan tidak tahu diri.
Usut punya usut, Raphael berkata seperti itu karena ia menganut ajaran Anti-natalisme. Ajaran itu merupakan posisi filosofis yang menganggap kelahiran sebagai hal yang negatif. Dan karena kelahiran adalah suatu al yang negatif, maka manusia seharusnya berhenti beranak pinak.
Ajaran yang pertama kali digunakan oleh Théophile de Giraud dalam karyanya L'art de guillotiner les procréateurs: Manifeste anti-nataliste tersebut juga sebenarnya didukung menggunakan berbagai justifikasi etis dalam beberapa literature filsafat. Namun tentu saja, dalam filsafat kita, hal itu tidak bisa dibenarkan karena sejatinya hidup adalah anugerah.
Raphael mendapatkan pemahaman ini jauh ketika ia berumur 5 tahun. Pada waktu itu, dia frustasi karena tidak ingin ke sekolah namun kedua orangtua mereka terus memaksa, akhirnya dia bertanya kepada mereka "Kenapa kalian memiliki saya?" Dan ayahnya tidak tahu harus menjawab apa.
"Saya pikir kalau dia mampu menjawab, saya tidak akan berpikir seperti ini" ujarnya
Raphael juga memberkan pemahamannya melalui postingan facebook dan menjadi ebuah kontroversi dimana ada yang setuju dan tidak. Sementara beberapa lainnya menyarankan dia untuk bunuh diri.
Penganut paham anti-natalist ini juga berjanji akan membuat orangtuanya kalah di pengadilan. Namun sampai saat ini, dia belum menemukan pengacara yang ingin membantunya.
Studi Kasus:
Apa Yang Terjadi Jika Paham Antinatalist berkembang?
Genosida.
Tidak bisa dipungkiri bahwa genosida terbesar dalam sejarah umat manusia akan terjadi, akan banyak orang tidak bersalah dibunuh, tumpah darah, dan perang tentu tidak bisa dihindarkan.
Bagaimana kalau untuk menghindari genosida, kita membuat Undang-Undang dan aturan baru di bumi.
Tentu saja anda bisa kalau anda memiliki kekuasaan. Namun siapa yang bisa menjaminnya? Siapa yang akan menjamin tidak akan ada lagi kelahiran di muka bumi ini? Siapa yang akan menjamin umat manusia akan menggunakan kond*m saat mereka dipuncak hawa nafsu? Jawabannya satu, tidak ada. Tidak ada yang bisa menjaminnya, toh, nabi Musa lahir karena kasus yang sama.
Apa Anti-Natalisme bisa dibenarkan?
Sama sekali tidak.
Hakikatnya kehidupan adalah sebuah anugerah. Mungkin kita akan memiliki banyak lika-liku yang membuat kita muak, namun pada akhirnya, semua itu akan berlalu. Nabi Muhammad S.A.W dilempari batu dan dikira gila oleh orang-orang Thaif, namun pada akhirnya, ajaran tauhid yang ia bawa tersebar ke seluruh dunia. Mahatma Gandhi berjuang 50 tahun tanpa kekerasan, namun kini ia adalah inspirasi kita semua, dan bahkan Columbus dihina dan disebut gila ketika ingin menjelajah samudera, namun pada akhirnya, ia menjadi orang kedua yang menemukan Amerika.
Hidup, sakit, dan perjuangan. Ketiga hal tersebut tidak akan pernah bisa dipisahkan, dan bila kedua hal itu terpisah, maka itu bukanlah hidup. Namun itu adalah mati.
Kesimpulan.
Opini yang dibawa Raphael tidak bisa kita salahkan sepenuhnya, dia benar ketika umat manusia yang membuat kerusakan, dia benar. Namun menuntut ibunya sendiri dan manusia harus berhenti beranak pinak tentu tidak bisa dibenarkan.
Dulu sekali pernah ada kasus yang sama, saat dimana anak lelaki harus dibunuh dan tidak ada yang boleh melahirkan anak laki-laki. Namun pada akhirnya, anak itu lahir, tumbuh, besar, dewasa dan mengakhiri anti-natalisme yang ada.
Beliau bernama nabi Musa A.S.
sekian.
Dan jika anda memiliki pemikiran sendiri, silahkan tulis di komentar
Baca juga: Kompas Yang Melahirkan Albert Einstein
Baca juga: Guetemala dan Pemakamannya Yang Mengerikan
Raphael Samuel |
Comments
Post a Comment