Lagi Putus Asa
Aku ingin pasrah, aku ingin menyerah, namun bagaimana aku bisa menyerah jika aku sudah sejauh ini?
Aku berkata kepda diriku sendiri bahwa aku akan menjadi seorang penulis. namun jalan yang kutempuh bukan, sama sekali bukan jalannya, kubaca banyak buku namun aku masih belum benar-benar tahu. Ah...aku ingin menyerah...
Apa yang akan dilakukan Pak Sapardi bila ia menjadi daku? Apa ia akan berjuang sebab yang fana itu waktu? Apa ia akan bertahan seperti tangguhnya bumi menunggu hujan di bulan Juni?
Hal-hal itu mendesak, daam hatiku semua itu memubat sesak, aku ingin sekai berteriak namun apa itu akan ada artinya, ingin khantam tembok kamarku namun apa itu akan ada artinya?
Kurasa tidak.
Pada malam dan hari dimana aku terbangun dengan keresahan yag ada didalam hati, dengan segala goal yang ingin kutuju, dengan semua mimpi yang telah kutulis diatas kertas. Apa semua itu bisa aku penuhi? Apa pada akhirnya aku mampu? Terkadang aku ragu dengan dirku sendiri, aku yang lemah, aku yang tidak berdaya.
Namun aku sudah jauh melangkah, berhenti pada akhirnya hanya akan membuat aku kembali frustasi.
Maka jika begitu, aku tidak ingin menyerah, aku ingin melangkah lagi, lagi dan lagi sampai suatu saat aku menoleh kebelakang dan tahu bahwa ternyata, semua akan indah pada waktunya.
Ya, pasti semua akan indah pada akhirnya.
Comments
Post a Comment